PERILAKU BIJAK DI HUTAN
Perilaku yang bijak saat di dalam hutan
Itu yang bagaimana sebuah pertanyaan seorang peserta yang mengikuti pembekalan
materi anggota Pecinta Alam
di tempat saya. Pecinta alam atau siapa saja yang menyukai kegiatan di
alam bebas seharusnya mengetahui bagaimana musti bersikap dan berperilaku yang
bijak saat berada di dalam hutan. Perilaku dan sikap bijak ini sangat penting
ketika kita melakukan kegiatan di alam bebas semisal lintas alam dan
mountenering, out bond atau sekedar berwisata di sekitar hutan.
Bahkan
yang tidak pernah berfikir untuk mendekati hutan sekalipun tiada salah
mengetahui cara bersikap dan berperilaku yang bijak di dalam hutan, siapa tahu
suatu hari tersesat di dalam hutan (semoga tidak).
Seperti
kita maklumi, dari 180 juta ha (sebagian mengatakan ‘hanya’ 135 juta ha) hutan
yang dipunyai Indonesia mengalami deforestasi
(kerusakan hutan) yang sangat parah. Disinyalir hanya 23% saja yang masih dalam
kondisi baik dan terbebas dari deforestasi hutan. Karenanya sikap dan perilaku
yang bijak saat berada di dalam hutan sangat diperlukan sehingga aktifitas yang
kita lakukan tidak membuat hutan dan alam semakin rusak.
Beberapa
hal ini bisa dianggap sebagai sikap dan perilaku yang bijak saat berada di
dalam hutan.
- Tidak mencoret-coret batang pohon dan bebatuan yang ada di hutan. Perilaku mencoret-coret pohon dan bebatuan selain merusak keindahan keindahan hutan, juga dapat menyakiti pohon. Kenapa? karena tindakan ini dapat menutupi stomata (tempat keluar masuknya udara, yakni CO2 dan O2) yang secara tidak langsung akan mengganggu pertukaran udara dari sel tumbuhan ke lingkungan dan sebaliknya. Hutan mempunyai peran penting dalam mengurangi pencemaran udara.
- Tidak menangkap, melukai, dan membunuh hewan penghuni hutan. Perilaku mengganggu hewan (satwa) yang hidup liar di hutan meskipun binatang tersebut bukan termasuk binatang langka dan dilindungi dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
- Saat berkemah di hutan, pergunakan tempat yang telah tersedia. Atau jika tidak tersedia tempat berkemah, pergunakanlah bagian hutan yang agak lapang dan datar tanpa perlu menebang pohon, sekalipun hanya semak, perdu ataupun pohon kecil.
- Tidak meninggalkan puntung rokok yang belum benar-benar mati. Meskipun hanya bara kecil tetapi puntung rokok bisa menjadi salah satu penyebab kebakaran hutan, terutama saat musim kemarau.
- Tidak meninggalkan sampah, terutama sampah anorganik seperti plastik dan kaleng. Sampah plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk dapat terurai secara alami. Dan selama belum terurai, sampah plastik akan mengotori hutan, merusak siklus pertukaran udara di dalam tanah, meracuni tanah dan membahayakan makluk hidup di dalam hutan.
- Simpan sampah yang kita hasilkan dalam suatu wadah khusus kemudian buanglah di tempat sampah yang semestinya atau dimusnahkan di luar hutan atau dimusnahkan. Akan lebih baik lagi jika sampah-sampah yang terdapat di hutan ikut diambil.
- pergunakan ranting atau daun yang telah patah atau jatuh saat membuat api unggun. Perilaku menebang pohon untuk membuat api unggun dapat merusak hutan.
- Padamkan api unggun jika telah selesai hingga benar-benar padam termasuk bara api yang tersisa. Bersihkan tempat bekas api unggun tersebut.
- Tidak membawa pulang tumbuhan atau binatang dari hutan. Simpanlah kenangan manis kamu selama berada di hutan di dalam kamera foto atau kamera video sebagai oleh-oleh.
Sikap
dan perilaku bijak di dalam hutan ini terlihat sederhana dan kecil namun
memberikan manfaat yang besar bagi kelestarian alam dan hutan. Dengan perilaku
bijak seperti ini berarti kita mampu menikmati tanpa menyakiti.
*Ditulis ulang berdasarkan
jawaban atas pertanyaan seorang pencinta alam tentang perilaku yang bijak saat
di hutan.
Salam Lestari...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar